Efek dari “intermittent fasting” terhadap risiko penyakit jantung
Intermittent fasting atau puasa intermiten merupakan pola makan yang saat ini sedang populer di kalangan masyarakat. Metode ini melibatkan siklus antara makan dan puasa, di mana seseorang hanya diperbolehkan makan dalam jendela waktu tertentu dan berpuasa selama sisa waktu. Selain membantu menurunkan berat badan, intermiten fasting juga diyakini memiliki efek positif terhadap kesehatan jantung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermiten fasting dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Salah satu studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Florida menemukan bahwa intermiten fasting dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, sehingga dengan menurunkan kadar kolesterol, intermiten fasting dapat membantu melindungi jantung dari penyakit tersebut.
Selain itu, intermiten fasting juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah. Tekanan darah tinggi dan diabetes merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, sehingga dengan mengontrol kedua kondisi tersebut, intermiten fasting dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa intermiten fasting bukanlah metode yang cocok untuk semua orang. Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, wanita hamil atau menyusui, atau orang yang memiliki riwayat gangguan makan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba intermiten fasting. Selain itu, penting juga untuk tetap menjaga pola makan yang seimbang dan sehat saat berpuasa agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.
Dalam kesimpulan, intermiten fasting dapat memberikan efek positif terhadap risiko penyakit jantung dengan cara meningkatkan kadar kolesterol baik, menurunkan kadar kolesterol jahat, menurunkan tekanan darah, dan mengontrol kadar gula darah. Namun, sebelum mencoba metode ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan bahwa intermiten fasting aman dilakukan dan sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang.