Dokter sebut prevalensi anak terkena alergi susu sapi capai 7,5 persen

Menurut dokter, prevalensi anak yang terkena alergi susu sapi telah mencapai 7,5 persen. Alergi susu sapi merupakan kondisi di mana tubuh anak tidak dapat mentolerir protein susu sapi dan merespon dengan reaksi alergi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti ruam kulit, muntah, diare, bahkan sesak napas.

Alergi susu sapi umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 3 tahun, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Gejala alergi susu sapi bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung tingkat keparahan reaksi alergi yang terjadi.

Dokter menyarankan untuk segera mengidentifikasi apakah anak mengalami alergi susu sapi, sehingga dapat segera diatasi dan dihindari. Biasanya, diagnosis alergi susu sapi dilakukan melalui tes kulit atau tes darah.

Jika anak terdiagnosis mengalami alergi susu sapi, maka perlu dilakukan perubahan pada pola makan anak. Susu sapi dapat diganti dengan susu alternatif seperti susu kedelai, susu almond, atau susu kambing. Penting juga untuk membaca label produk makanan dengan teliti, karena susu sapi seringkali digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai produk.

Dokter juga menekankan pentingnya konsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis anak untuk memberikan penanganan yang tepat bagi anak yang mengalami alergi susu sapi. Dengan penanganan yang tepat, anak yang mengalami alergi susu sapi dapat tetap tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa mengalami gangguan kesehatan yang serius.